Boco Kopi bersama Sikukeluang dan Ruang Lingkar baru-baru ini mengadakan kegiatan Semah Bumi Tour pada hari Kamis, 18 November 2021 lalu. Menampilkan Indo Kemala, Ibnu Shem, dan Bagus Dwi Danto.
Sekitar pukul 20.00 WIB, Semah Bumi Tour 2021 dimulai di Boco Kopi, meja pengunjung yang sudah disulap menjadi panggung untuk menampilkan musisi yang akan menampilkan pertunjukan musik di sana. Acara dibuka oleh Indo Kemala, yang menyanyikan lima lagu, dengan salah satunya menyanyikan lagu dari Iwan Fals, dan ditutup dengan mengajak Bie Kibo untuk naik ke panggung menyanyikan lagu terakhir, dilanjutkan dengan penampilan dari Ibnu Shem yang dibuka dengan lagunya yang berjudul Api Lentera. Ibnu menampilkan sekitar lima lagu yang ditutup dengan mengajak Tejo di dua lagu terakhir, yang salah satunya menyanyikan lagu dari Bagus Dwi Danto berjudul Bebal. Diselingi dengan Talk Show dengan Bagus Dwi Danto, yang dipandu oleh Bobby dan Butet, Bagus Dwi Danto menampilkan penampilan bermusiknya dengan menyanyikan lagu-lagu dari Album “WOH”, dan “Kudu” yang tidak sedikit dinyanyikan bersama oleh penonton.
Baru-baru ini, Bagus Dwi Danto merilis album terbarunya bertajuk “Kudu”, setelah mereformasi nama panggung yang awalnya Sisir Tanah. Setelah berjalan di beberapa kota untuk memainkan lagu dari album terbarunya di Malang, Madura, Gresik, Salatiga, Medan, Jambi, Palembang, Bangkinang, dan akhirnya Bagus Dwi Danto sampai di Pekanbaru.

Bagus Dwi Danto bersama Seluruh Penonton
Setelah acara selesai, seluruh penampil berfoto bersama penonton. Depan Monitor berkesempatan mewawancarai Bagus Dwi Danto, setelah beberapa penonton mengajak foto bersama secara personal dengan Bagus Dwi Danto. Berikut hasilnya:
Hallo, Mas. Apa kabar?
Sehat, Mas!
Boleh diceritain ga soal tour sampai Sumatra?
Aku baru mengeluarkan album baru, dan aku berkesempatan untuk main di Sumatra, jadi mencari titik-titik yang bisa dikunjungi.
Itu bagian dari promosi album?
Ho’oh. Sebenernya bagian dari promosi album.
Bagus Dwi Danto itu masuk ke dalam manajemen atau independen?
Indepeneden, kalau manggung sama panitia-panitia lokal, lah.
Rumor mengenai stigma “indie” udah menjadi bahan ceng-cengan. Gimana pendapat Bagus Dwi Danto mengenai itu?
Aku ga bisa komen ya, karena aku gatau siapa ngecengin dan siapa yang dicengin aku gatau jadinya. Hehehe. Tapi menurutku misal ada rumor yang seperti itu, fokus aja dengan apa yang seharusnya musisi kerjakan, mau yang indie mau yang enggak. Kalau sudah jadi pilihannya menjadi musisi ya fokus dengan pilihan-pilihannya itu ya. Gausah galau dengan hal-hal yang kaya gitu.
Apa yang membuat Bagus Dwi Danto merubah nama dari Sisir Tanah?
Ya kalau sisir tanah emang proyek musik yang aku design dengan durasi 10 tahun. Jadi sekarang pakai nama sendiri. Mungkin bayanganku, 10 tahun lagi aku punya nama panggung yang lain lagi supaya lebih dinamis aja sih. Ga stuck, biasanya mempengaruhi karya juga.
Kalau ga salah, waktu ganti nama panggung itu rambutnya dipotong jadi botak yang awalnya gondrong, ada alasan tersendiri?
Sebenernya itu menjadi salah satu penanda fisik, kalau aku punya pergantian fase dari Sisir Tanah ke Bagus Dwi Danto. Sebagai salah satu simbol kalau dulu aku yang biasanya gondrong. Ya menjadi salah satu yang baru tumbuh.
Konsistensi apa yang terus dijaga selama bermusik?
Karena cita-citaku emang jadi seniman, kan. Musisi sebetulnya bagian dari itu. Yang harusku jaga adalah merawat semangat itu tadi, yang dari awal sudah ditanamkan. Ya kalau mau jadi seniman konsekuensinya harus bikin karya, harus konsisten.
Ada rumor kalau anda memilih untuk tidak menerima acara yang ada sponsor dari korporat?
He’em.
Sampai sekarang masih berjalan?
Enggak, pasca bergantian itu aku lebih longgar. Aku menerima sponsor-sponsor tersebut. Menurutku ada pergeseran pola pikir, dan mungkin itu bisa jadi yang membedakan Sisir Tanah dan Bagus Dwi Danto sekarang. Lebih ke metode pendistribusian karya sih, mungkin dulu potensi untuk ada di ruang-ruang itu tertutup sekarang lebih terbuka.
Pendistribusian album terbaru Bagus Dwi di mana saja?
Di seluruh platform digital. Aku ikut Believe Indonesia sebagai agreegatornya, mereka yang mengurus.
Selama pandemi gaada panggungan, apa kegiatan Bagus Dwi Danto?
Rekaman, jadi sebelum adanya pandemi emang udah direncanain untuk bikin album. Ya, ada gaada pandemi, emang harus berkarya ya, esensinya musisi. Terus juga nulis lagu, sama kemaren aku nerbitin buku yang isinya puisi-puisi.
“Tuan dan nyonya belajar logika sudah sampai mana” itu ada di lirik konservasi konflik. Menurut Bagus Dwi Danto, melihat kondisi sekarang sudah sampai mana?
Kayaknya jalan di tempat ya, bergerak tapi jalan di tempat. Tapi ga bisa pukul rata ya, aku juga ga update situasi nasional atau situasi lokal, tapi menurutku, secara garis besar. Ya situasinya masih sama lah. Ada perubahan, tapi ga signifikan. Karena harus positif thinking juga sih menurutku.
Mendapat kabar soal kasus pelecehan seksual di insitusi pendidikan belakangan ini?
Dapet.
Sebagai musisi yang cukup fokus membahas isu sosial. Bagaimana pendapat anda?
Ya kalau ada proses hukum kan tinggal dijalankan. Jika memang bersalah ya harus dihukum. Siapapun, ya mau dia mantan dekan mau siapapun. Itu gunanya peradilan bukan?
Ini kedatangan kedua ke pekanbaru untuk manggung, apa yang membedakan dengan kedatangan pertama?
Seneng banget sih, terlebih karena kedatangan pertama menimbulkan banyak pertemanan jadi ketika kedatangan kedua ini bener2 yang mempererat silaturahmi karen udah kenal sebelumnya.
Selajutnya ada tour ke mana lagi?
Aku pengen bikin album baru aja sih. Misalnya ada tour pun aku membawa materi di album baru. Tahun depan lah, cita-cita. Biar move on lah.
Sebelumnya ada project musik bareng Iksan Skuter dan Jason Ranti, barnama proyek bahaya laten. Bakal ada project-an lanjutan?
Ada, tapi masih rahasia. Tunggu aja. Hehehe